Jumat, 18 Mei 2012

elektronika kita

Robot, sebuah kata yang sangat familier dan hampir semua orang tahu. Namun sebagian
besar berpendapat bahwa sangat susah membuat sebuah robot. Pendapat tersebut menjadi
benar jika yang dibuat adalah robot yang mampu melakukan banyak aktivitas.Contohnya
robot humanoid ASIMO milik Honda yang sangat kompleks fungsi dan sistemnya.Secara
fungsi, ASIMO memang didesain menyerupai manusia. Mampu berjalan, berlari,
berbicara, mendengar, berfikir dan bahkan belajar. Ini karena ASIMO sudah
menggunakan teknologi kecerdasan buatan / artificial intelligence sebagai otaknya. Untuk
membuat robot secanggih ASIMO diperlukan penelitian yang lama. Dimulai dengan
yang sederhana dan terus dikembangkan hingga mencapai teknologi yang sangat canggih
seperti sekarang ini.
Di Indonesia sendiri, penelitian robotika sudah mulai dikembangkan. Tapi masih pada
kalangan terbatas seperti akademisi maupun praktisi industri. Belum sampai pada tingkat
pelajar maupun masyarakat umum.
Sebagai pemula, kita bisa belajar membuat robot yang sederhana dulu. Sebuah robot yang
bisa bergerak mengikuti sebuah garis tebal berwarna hitam. Robot ini lazim disebut line
tracker atau line follower. Bagaimana bisa robot ini mengikuti garis hitam? Tentulah
diperlukan sebuah sensor, yaitu sensor proximity. Sensor ini bisa kita buat sendiri.
Prinsip kerjanya sederhana, hanya memanfaatkan sifat cahaya yang akan dipantulkan jika
mengenai benda berwarna terang dan akan diserap jika mengenai benda berwarna gelap.
Sebagai sumber cahaya kita gunakan LED (Light Emiting Diode) yang akan
memancarkan cahaya merah dan untuk menangkap pantulan cahaya LED kita gunakan
photodiode. Jika sensor berada diatas garis hitam maka photodioda akan menerima
sedikit sekali cahaya pantulan. Tetapi jika sensor berada diatas garis putih maka
photodioda akan menerima banyak cahaya pantulan. Berikut adalah ilustrasinya :LED Photodioda
Gar is Hitam
Gambar 1. Cahaya pantulan sedikit
Sifat dari photodioda adalah jika semakin banyak cahaya yang diterima, maka nilai
resistansi diodanya semakin kecil. Dengan melakukan sedikit modifikasi, maka besaran
resistansi tersebut dapat diubah menjadi tegangan. Sehingga jika sensor berada diatas
garis hitam, maka tegangan keluaran sensor akan kecil, demikian pula sebaliknya.
Agar dapat dibaca oleh mikrokontroler, maka tegangan sensor harus disesuaikan dengan
level tegangan TTL yaitu 0 – 1 volt untuk logika 0 dan 3 – 5 volt untuk logika 1.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar